Sementara itu di Tengouku palace......
Yuu, penasihat Tengouku palace
memegangi tangan sang Godmother sambil terus memandangnya cemas. The Godmother
hanya bisa memandang kosong ke arah jendela besar dari ranjangnya yg berwarna
putih bersih. Dinding kamarnya terbuat dari marmer putih susu senada dengan
dinding seluruh istana buatan tangan terbaik.
"Kuro-sama, anda sudah tidak
tidur selama 15 tahun terakhir. Kemampuanmu juga akan melemah karenanya
tuanku." Ucap Yuu cemas.
The Godmother berpaling melihat Yuu
dan mengulas senyum di bibir tipisnya yg pucat. "Karena itu aku
membutuhkanmu di sini Yuu-san." Kata the Godmother sambil menggenggam
kembali tangan Yuu.
"Apakah anda masih meninginkan
anak bumi immortal itu, Kuro-sama?" Tanya Yuu.
"Aku hanya
mencemaskannya.."
"Mencemaskannya dan tidak dapat
tidur selama 15 tahun? Itu tidak masuk akal tuanku. Percayalah anak itu
baik-baik saja dengan kehidupannya di bumi." Yuu meyakinkan.
“Bukan masalah kehidupan anak
itu di bumi, seperti yang kau tahu bahwa pihak jigouku juga sangat
menginginkannya karena aura kekekalan yang dia miliki. Bagaimana aku tidak
mencemaskannya? Bahkan saat ini dia masih terlalu kecil untuk mempelajari
mantra penghilang rasa sakit.”
The Godmother kembali berpaling dan
memandang ke arah jendela. Dilepaskannya genggaman Yuu dan melipat tangannya di
atas paha.
"Baiklah Kuro-sama, aku akan
memanggil angel Rin sesuai dengan yg kau pinta." Yuu berjalan ke arah
pintu dan menutup pintu tersebut perlahan. Bunyi berdebum kecil timbul ketika
pintu putih berpegangan emas itu tertutup.
"Seorang pria gagah berjubah
hitam dengan menunggang kuda hitam juga.."
Angel Rin tersadar dari lamunannnya
dan memandang ke arah suara tersebut. Yuu menuruni tangga dengan anggun dan
tersenyum kepada angel Rin. Ekspresi angel Rin berubah menjadi malu-malu ketika
kepergok sedang memandangi lama lukisan yg tergantung persis di ujung tangga
tersebut.
"Sebenarnya, melukis seorang
devil dan memajangnya di sini adalah hal tabu." Kata Yuu sambil mengacak
rambut angel Rin pelan.
"Aku tidak sengaja melukisnya,
gambaran tentang sosok ini muncul dipikiranku tiba-tiba."
"Dan..?"
"Dan berhentilah menggodaku
Yuu-san. Ini hanya lukisan. Lagipula Okaa-sama (read: Ibu, dalam konteks yang
sangat dihormati) mengizinkanku untuk menggantungnya di dalam istana."
Elak Rin.
"Aku hanya memberitahu."
Jelas Yuu sambil tertawa kecil. "Sejak beratus-ratus abad, baru kali ini
seorang Angel melukis Devil dan diizinkan pula digantung dalam istana."
Wajah Yuu berubah datar. “Kamu bahkan belum pernah bertemu
dengan Devil sebelumnya kan?”
Angel Rin menggeleng perlahan dan
menghela nafas sambil menyapukan jarinya ke pinggiran bingkai lukisan yang dia
lukis tersebut. Devil di dalam lukisan terlihat gagah dengan kuda hitamnya.
Tetapi Devil dalam lukisan itu tidak terlihat wajahnya, hanya berpose
menyamping dan wajahnya menghadap ke arah berlawanan.
"Rin-sama, pergilah ke kamar
Kuro-sama, sepertinya dia membutuhkanmu sekarang.." Kata Yuu.
Dengan segera Angel Rin langsung
menaiki tangga pelan. Tangan mungilnya terus mencengkram pinggiran tangga yg
terbuat dari emas murni. Kecemasan seolah mengalir dari tangan menuju ke
kakinya sehingga Angel Rin merasa agak sedikit lemas ketika berdiri di depan
pintu kamar Angel Godmother. Angel Rin kemudian mengetuk pelan pintu kamar the
godmother yg berukir bunga lotus nan indah.
Setelah membuka pintu, angel Rin
memasukkan kepalanya terlebih dahulu, memastikan bahwa the Godmother masih
terjaga dan bisa mengobrol dengannya.
"Masuklah anakku.."
Perintah the Godmother tanpa melihat angel Rin.
"Okaa-sama ada keperluan apa
memanggilku?" Tanya angel Rin.
The Godmother berusaha meraih tangan
angel Rin. "Duduklah di sini.."
Angel Rin menurutinya sambil
tersenyum, atau lebih tepatnya senyum kecemasan. Sebentar-sebentar Angel Rin
berusaha membenarkan duduknya, takut ranjang sang ratu kusut.
"Anakku, kau sudah dewasa sekarang. Apakah kau mampu menjaga dirimu
sendiri?" Tanya the Godmother.
"Tentu saja okaa-sama."
"Kalau begitu, aku akan memohon
1 hal kepadamu."
"Silahkan okaa-sama.. Aku akan
menuruti apapun yg okaa-sama perintahkan."
The godmother kembali tersenyum
lembut sambil mengelus pipi angel Rin. "Aku hanya ingin kau turun ke bumi
sebagai manusia anakku." Lanjutnya.
"Manusia? Bumi?" Tanya
angel Rin tekejut. "Okaa-sama, apakah aku sudah tidak berguna lagi untukmu
sehingga kau membuangku ke bumi? (re: hanya para angel saja yang dapat menjadi
manusia kembali setelah sudah cukup pengetahuan dan mampu menjaga diri
sendiri.)" Air mata angel Rin menetes.
"Anakku, aku sangat
membutuhkanmu. Kau hanya bertugas untuk menjaga seorang anak bumi immortal dari
para Devil yang kejam dan tamak itu. Aku memilihmu karena aku menganggap kau
bisa dan mampu." Sang ratu mencoba menjelaskan.
"Haruskah aku menjadi manusia
untuk melaksanakan tugas itu okaa-sama?"
"Tentu anakku! Kau tidak bisa
melawati kekkai begitu saja."
"Apakah aku bisa kembali
menjadi angel?"
"Tentu saja! Sesuai
keinginanmu, kapanpun itu."
"Siapa anak itu?"
"Dia hanya anak bumi immortal.
Dia bisa memberi kekekalan kepada siapapun yang menghisap auranya. Semakin
dewasa anak itu maka akan semakin kuat aura yang dia miliki. Itu bisa dilihat
dari matanya yang berwarna hitam pekat. Entah mengapa, aku merasakan ada
kekuatan jahat yang sedang mengincarnya."
“Kemudian, mengapa kita harus
melindunginya kalau dia memiliki aura seperti itu? Dia bahkan seorang anak
immortal yang tidak akan terluka oleh apapun,” protes Angel Rin sambil tetap menjaga nada suaranya agar tidak
meninggi.
The Godmother kembali tersenyum kecil sambil mengelus pipi Angel Rin
yang halus.
"Bolehkah aku mempersiapkan
diri dulu okaa-sama?" Pinta Angel Rin sambil terus tertunduk. Seumur
hidupnya Angel Rin belum pernah sama sekali turun ke bumi karena tugas untuk
mengambil suplai gelembung udara (sumber nafas dari para Angel di Tengouku)
hanya dilaksanakan oleh pasukan kepercayaan sang ratu dan hanya ketua dari
pasukan itulah yang menguasai mantra pembuka segel kekkai timur yang tepat
berada di ujung taman di depan istana Tengouku. Perlu diketahui jika segel
kekkai timur adalah segel kekkai paling lemah yang mampu dibuka bahkan hanya
dengan beberapa kalimat mantra.
"Baiklah.. Tenangkan dulu
pikiranmu. Aku tidak akan memaksamu untuk melakukan ini jika dirimu sendiri
tidak menginginkannya Angel Rin." Terdengar sang
ratu berujar dengan nada penuh kebijaksanaan. “Dari sejak zaman dahulu, para
Angel yang sudah siap untuk bereinkarnasi menjadi manusia enggan turun ke bumi
karena bumi telah dipenuhi oleh kuasa Devil.”
Angel Rin yang semula murung, mendadak menjadi antusias mendengar cerita
sang ratu. “Mengapa harus para Devil, Okaa-sama? Kita juga memiliki kuasa
setidaknya separuh atas isi di bumi.”
“Anakku..” The Godmother kembali menatap lembut Angel Rin sambil
berusaha membenarkan bantal di belakang punggungnya. “Kita tidak memiliki kuasa
atas bumi sama sekali. Sejak kepemimpinan Devil Lord yang pertama yaitu Lord
Shinobu, pemimpin kita yang terdahulu juga telah menyepakati hal tersebut.”
“Tapi kita mempunyai hak kuasa yang sama atas kerajaan di langit.”
“Ya, itu juga berkat kemurahan hati Devil Lord Shinobu. Roh dari
manusia-manusia yang telah meninggalkan jasadnya pasti akan melayang menuju ke
langit. Pada saat itu satu-satunya kerajaan yang berdiri adalah kerajaan
Jigouku. Banyak sekali roh manusia yang ditolak masuk ke sana karena enggan
menjalani kehidupan kedua di dalam kastil Jigouku yang terkenal sangat kejam.”
“Lalu Okaa-sama, apa yang terjadi kepada roh-roh yang ditolak itu?”
“Mereka akan tetap melayang di atas langit sampai hari ke 49. Jika
mereka tetap tidak mendapatkan tempat di langit, maka mereka akan musnah
menjadi debu di atas awan.”
Raut wajah Angel Rin menegaskan kalau dia masih belum mengerti mengapa
roh-roh manusia yang tidak mendapat tempat di langit akan berubah menjadi debu
di atas awan. Dan bahkan masih lebih banyak lagi pertanyaan yang sama sekali
tidak mampu diterka jawabannya.
“Rin, aku tau kau masih bingung dengan semuanya” sang ratu tersenyum
geli karena melihat ekspresi kebingungan Angel Rin. “Tanyakan saja apa yang
ingin kau tanyakan. Jika memungkinkan akan kujelaskan padamu mengingat kau
adalah calon satu-satunya penerus tahta di Tengouku. Kau harus tahu semuanya.”
“Lalu, mengapa roh-roh manusia yang
terombang-ambing di langit itu bisa berubah menjadi debu begitu saja?”
“Kau lupa bahwa kita membutuhkan gelembung udara khusus yang hanya bisa
di dapat dari pegunungan tertentu di bumi. Karena kadar oksigen dari pegunungan
masih murni dan cocok untuk paru-paru tipis kita. Ketika roh-roh tersebut tidak
mendapat tempat dimanapu, dalam waktu 49 hari mereka akan kehabisan gelembung
udara dan itu bisa membakar jiwa mereka secara perlahan dan akhirnya berubah
menjadi debu.”
“Apakah itu sebabnya mengapa Devil Lord Shinobu mengusulkan kepada
roh-roh tidak layak itu untuk menempati salah satu area di seberang Jigouku
palace agar debu mereka tidak mengotori awan di sekitarnya?”
“Benar anakku.. Debu hasil pemusnahan roh-roh itu akan mengotori udara
di sekitar Jigouku palace. Pada saat itu banyak pasukan perang Devil yang
musnah juga karena kulit mereka akan teriritasi oleh debu tersebut.”
Angel Rin masih sedikit bingung dengan topik yang sedang dibahasnya
bersama sang ibu. “Dan Devil Lord Shinobu-lah yang memberikan kuasa untuk kita
para Angel untuk turun ke bumi karena kita membutuhkan sedikit oksigen murni
untuk bernafas? Lalu mengapa Kekkai disegel?”
“Rin..” sang ratu bangkit dari duduknya di tempat tidur dibantu dengan
papahan Angel Rin. Beliau berjalan ke arah balkon untuk menghirup sedikit udara
luar. “Kekkai disegel karena masih sering terjadi konflik yang berujung perang
di antara pasukan perang Devil dan para Angel. Para Devil merasa jika para
Angel telah merusak hati hitam sang Devil Lord karena tidak seharusnya seorang
Devil Lord bermurah hati.”
Sang ratu yang sudah duduk di kursi putih bersandarkan kayu-kayu terbaik
yang dicat dengan warna senada mengisyaratkan Angel Rin untuk duduk di kursi
yang ada di depannya. Tanpa suara, Angel Rin segera duduk dan menuangkan teh ke
cangkir keramik putih yang memang telah disediakan untuk menemani pagi sang
ratu. Untuk beberapa saat keheningan menyelimuti. Tidak Angel Rin ataupun sang
ratu yang mengeluarkan sebuah suara untuk memecahkan keheningan. Di dalam hati
Angel Rin masih berkecamuk beberapa pertanyaan tapi dia hanya ingin menunggu
sang ratu untuk menyelesaikan ceritanya yang tadi.
“Lalu pada saat itu..” omongan sang ratu terputus karena beliau
menyeruput teh hangat di depannya. “Beberapa anggota pasukan perang Devil turun
ke bumi dan mengkontaminasi seluruh sumber oksigen kita di bumi. Hal itu
menyebabkan semakin banyak kemusnahan Angel. Kemudian, Devil Lord Shinobu murka
dan menebas kepala seluruh anggota pasukan perang Devil, bahkan yang tidak
tahu-menahu tentang kejadian itu sekalipun. Dengan disaksikan oleh sisa-sisa
anggota pasukan yang terbebas dari murka beliau dan tiga anak lelakinya, Kekkai
disegel dari segala arah, timur-selatan-barat-utara.”
“Dan tahta Jigouku yang sekarang dipegang oleh keturunan ke delapan dari
Devil Lord Shinobu?” tanya Angel Rin sambil menyeruput teh juga.
Raut wajah sang ratu seketika berubah menjadi muram, seolah-olah
pertanyaan Angel Rin tersebut ada kaitannya dengan dia. Tanpa menjawab, sang
ratu terus memandang jauh ke arah taman bunga dengan mata berkaca-kaca.
“Okaa-sama..” Angel Rin memandang wajah ibunya dengan cemas dan
mencondongkan badannya ke depan untuk menggenggam tangan sang ibu. “Apakah
Okaa-sama merasa belum baikan? Ada baiknya kita masuk ke dalam saja.”
Lanjutnya.
The Godmother hanya mengangkat sebelah tangannya untuk mengisyaratkan
bahwa beliau baik-baik saja dan masih tanpa memandang ke arah Angel Rin.
Setelah kembali berbincang tentang hal lain, Angel Rin pamit untuk memberikan
waktu istirahat kepada ibunya.
Pikiran angel Rin terasa kacau, dia
belum siap untuk menjadi manusia. Angel Rin hanya ingin hidup sebagai Angel.
Untuk menenangkan pikiran, Angel Rin mengunjungi belakang hutan yang biasa
menjadi tempat merenungnya. Di sana terdapat jalan kecil berkabut, satu-satunya
akses darat tetapi berbahaya untuk menuju ke Jigouku palace. Angel Rin duduk
sambil memunggungi semak-semak setinggi lutut. Dari kejauhan di belakangnya
terdengar suara seorang pria sedang mengumpat dengan keras.
'Itu dia! Dia datang lagi sore ini!'
Gumam Angel Rin dalam hati sambil terus berlutut agar tetap tersembunyi di
balik semak-semak.
Sudah beberapa tahun belakangan ini
Angel Rin terus memperhatikan Devil Shido dari seberang. Dia selalu mengagumi
sosok Devil Shido yang tampak gagah tetapi terkadang suka bertingkah konyol.
Dilihatnya lagi Devil Shido sedang duduk di samping pohon tempatnya mengikat
kuda hitamnya. Angel Rin terus tersenyum, sampai di rasanya ada sesuatu
melintas di kakinya.
Tikus hutan berukuran cukup besar
dan bergigi besar melintas di kaki Angel Rin. Sontak Angel Rin berdiri dan
menjerit spontan. "Aaaaaaaaa!!!!!" Jerit angel Rin.
Sadar akan keributan diseberang,
Devil Shido bangkit dari duduknya dan berusaha melihat ke seberang dengan
kondisi kabut tipis mengelilingi daerah perbatasan.
"Hei!!! Apa yang terjadi??
Siapa kau???" Teriak Devil Shido kencang, berusaha agar di dengar oleh
sosok yang dilihatnya.
Tetapi angel Rin hanya mengibaskan
sayapnya karena takut dan memandang sekilas ke arah Devil Shido, kemudian
berlari menghilang ke dalam hutan jati. Beberapa bulu yg lepas dari sayap angel
Rin terbang terbawa angin sampai ke arah Devil Shido. Dengan cekatan Devil
Shido melompat untuk menangkap bulu-bulu itu.
"Bulu yang sama dengan mimpi
itu." Gumam Devil Shido sambil terus melihat bulu-bulu yang ada
digenggaman tangannya. "Bulu yg putih dan bersih. Angel yg ada di mimpiku
itu nyata! Dan aku jatuh cinta pada Angel yang nyata!"
Angel Rin duduk di bangku taman
sambil terengah-engah. Dia masih berusaha menyeiramakan nafasnya. Beberapa saat
kemudian angel Rin duduk melorot karena kelelahan, kemudian dia kembali
memikirkan kejadian tadi.
'Dia melihatku! Devil Shido itu
sungguh melihatku!' Kata angel Rin dalam hati sambil kegirangan.
"Kau menggunakan telepati mimpi
lagi untuk menemuinya Rin-sama?" Tanya Yuu dari balkon kamarnya yg menuju
langsung ke taman surgawi yg indah dan segar dipandang mata itu.
Dengan kaget Angel Rin langsung
menghentikan kegirangannya dan berlari mendekat ke balkon kamar Yuu sambil
memasang muka masam.
"Darimana anda bisa tahu
Yuu-san?" Tanya angel Rin.
"Aku ini angel penasihat. Anda
meragukan kemampuanku?"
"Hmmm.." Angel Rin
menghela nafas sambil menunduk. "Yuu-san, tolong jangan beritahu
siapapun."
"Aku tidak akan melakukannya."
"Baguslah. Aku sedikit
lega."
"Kau tidak ingin tahu
kenapa?"
"Kenapa Yuu-san?"
"Karena anda telah mentelepati
putra Devil Lord. Anda melakukan kesalahan yang fatal!" Yuu pura-pura
menggeram sambil mencubit pelan pipi Angel Rin.
"Auww! Yuu-san!!"
Angel Rin mengaduh sambil mencoba menggapai tangan Yuu yang berjalan cepat
masuk ke dalam kamarnya sambil sesekali berbalik untuk mencibir Angel Rin.
Angel Rin mulai merasa cemas
lagi, bukan karena perintah the Godmother tadi, tapi karena sudah ada yang
mengetahui rahasianya selama ini. Dia memang mempelajari ilmu telepati mimpi
itu langsung dari sang ratu malaikat. Telepati tersebut khusus digunakan untuk
masuk ke dalam alam bawah sadar seorang manusia agar para angel bisa melihat
apa yang sedang dipikirkan manusia.
Malam ini, angel Rin berencana untuk
memakai telepati mimpi lagi. Tetapi dia sangat takut jika ketahuan sang ratu.
Angel Rin duduk di sebuah kursi kayu bergaya eropa di depan perapian di
kamarnya. Dia memejamkan mata berusaha untuk membayangkan wajah Devil Shido.
Sesaat setelah membayangkan, tiba-tiba angel Rin teringat akan perkataan Yuu
tadi sore. Angel Rin mengurungkan niatnya untuk melakukan telepati dan beranjak
untuk berbaring di ranjangnya.
"Benar kata Yuu-san. Hal ini sangat terlarang. Aku akan berhenti
melakukannya (re: telepati mimpi). Aku tidak ingin dibuang ke penjara Jigouku
yg gelap dan suram itu!"